my blog

hanya file2 yg mnurut ku wajar tuk diposting... tp kbanyakan tntg kampung ku nan unik aja

kimak again

kimak again

kimak

kimak

Minggu, 29 Maret 2015

Download SALMAN---IMPIAN-MASA-KINI.mp3 in Ziddu.com

Download SALMAN---IMPIAN-MASA-KINI.mp3 in Ziddu.com
LAGU DANGDUT TERBARU 2015 yang dipopulerkan oleh salman dari desa.kimak bangka belitung. dia adalah biduan pendatang baru yang ikut meramaikan blantika musik dangdut indonesia. merupakan salah satu biduan desa yang bercita-cita menjadi seorang seniman musik yang terkenal, kini telah menciptakan sebuah lagu dangdut beraliran dangdut melayu klasik yang enak didengar. bukan hanya pada selera para orang tua saja tapi menyeluruh pada semua kalangan pencinta music dangdut khususnya. lagu yang beraliran dangdut malayu klasik memang sempat menjadi tren dimasanya tapi kini pencipta-pencipta musik dangdut melayu klsik ini sudah mulai hilang dikarnakan perubahan budaya yang mulai memudar, tapi kali ini ia mencoba berkarya untuk membangkitkan lagu dangdut melayu klasik pada masa kejayaannya. semoga lagu yang dipersembahkan untuk seluruh rakyat indonesia ini dapat menghibur hati dan menghilangkan rasa letih sebagaimana terdapat pada salah satu lirik lagu ini.... penasaran ingin mendengarnya... silahkan saja lansung didowload aja sobat hehe.....
http://downloads.ziddu.com/download/24442845/SALMAN---IMPIAN-MASA-KINI.mp3.html

Selasa, 24 September 2013

kampung ku


Jumat, 14 Oktober 2011

harga timah

Tin Prices London Metal Exchange, Tin News Updated Weekly
Published with Blogger-droid v1.7.4

Kamis, 09 Juni 2011

???????

_



Rabu, 22 September 2010

nganggung???

Membicarakan Bangka berarti
membicarakan tradisi yang ada di
dalamnya. Tradisi yang masih
melekat dalam ranah tanah Bangka
adalah Nganggung, yaitu sebuah
kegiatan membawa dulang berisi
makanan ke mesjid atau langgar.
Nganggung merupakan rangkaian
kegiatan yang mencerminkan nilai-
nilai kebersamaan, saling membantu
antarwarga dalam suatu desa atau
kampung.
Meski dihadapkan dengan derasnya
hantaman zaman, kegiatan ini masih
berlanjut dan diapresiasi masyarakat
dalam berbagai kepentingan yang
termaktub di dalamnya. Nganggung
dilakukan untuk menyambut
datangnya hari besar keagamaan,
menghormati orang yang
meninggal dunia atau menyambut
kedatangan tamu besar, seperti
gubernur atau bupati.
Terlepas dari apa kepentingan tamu
ini, bagi warga, tamu tetap harus
disambut, dijunjung tinggi dan
dilayani dengan sebaik-baiknya. Cara
atau bentuk pelayanan itu adalah
memberikan makanan secukupnya
—atau bisa dibilang, sekenyang-
kenyangnya—kepada sang tamu.
Di Kabupaten Bangka, upaya formal
yang dilakukan terkait kegiatan
nganggung ini bahkan dibentuk
dalam sebuah perda bernomor 06/
PD/DPRD/1971, yang disebut
kegiatan sepintu sedulang.
Jika ditilik, kegiatan nganggung
untuk menyambut hari besar
keagamaan ini sudah menyeluruh di
berbagai daerah di Pulau Bangka.
Kegiatan nganggung pun kerap
dilakukan masyarakat Bangka untuk
membantu keluarga yang
mengalami musibah. Seperti 7 hari,
25 hari, 40 hari dan 100 hari setelah
kematian seseorang, biasanya
dilakukan nganggung. Tanpa
dikomandoi siapapun, selepas
maghrib warga spontan langsung
ke mesjid atau ke balai adat dengan
membawa dulang. Di beberapa
wilayah di Bangka melakukannya
sebelum shalat Jumat, antara pukul
09.00 hingga 11.00 (siang).
Tafsiran nganggung di sini adalah
membantu keluarga yang
diringgalkan, sebab dalam
terminologi tradisi Bangka, kegiatan
tahlilan untuk orang yang meninggal
dunia disudahi dengan kegiatan
makan-makan. Makanan ini dibawa
oleh warga yang juga sebagai
peserta tahlilan. Jenis makanannya
beragam, ada kue, ada pula nasi
lengkap dengan lauk-pauknya.
Kegiatan nganggung tidak hanya
dilakukan di Kabupaten Bangka saja,
tapi juga dilakukan di daerah lainnya
di Provinsi Bangka Belitung, hanya
saja dan acara dan event-nya
berbeda. Untuk perayaan yang
besar-besaran masih agak berbeda.
Jika di Bangka Barat ada Perang
Ketupat, di Bangka Selatan ada 1
Muharram-an, di Kabupaten Bangka
Tengah ada perayaan 1 Maulud-an,
maka di Kabupaten Bangka Induk
ada Rebo Kasan atau Ruahan dan
acara lainnya. Jadi, sebenarnya
nganggung adalah ajang silaturahmi
antarwarga.
Di sisi lain, nganggung sendiri
ditujukan untuk menggalakkan
solidaritas berjamaah yang mungkin
mulai pudar. Makin berkembangnya
nganggung di hari-hari besar agama
Islam hingga pada acara kematian
merupakan wujud kepedulian
masyarakat untuk membesarkan
hati keluarga yang berduka.
“Nganggung juga merupakan
wujud gotong-royong antarwarga
dan perlu dilestarikan,”